Al Imam Hasan al-Bashri رحمه الله berkata :
> يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامٌ، كُلَّمَا ذَهَبَ يَوْمٌ ذَهَبَ بَعْضُكَ.”
“Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau hanyalah kumpulan hari-hari. Setiap kali satu hari berlalu, maka sebagian dari dirimu pun ikut pergi.”
Wahai hamba-hamba Allah,
Sesungguhnya umur adalah modal utama seorang hamba. Setiap detik yang berlalu darinya tidak akan kembali. Orang yang beruntung adalah yang memanfaatkan hari-hari dan waktunya sebelum datang penyesalan yang tiada guna.
Rasulullah ﷺ bersabda:
> اغتنم خمسًا قبل خمس: شبابك قبل هرمك، وصحتك قبل سقمك، وغناك قبل فقرك، وفراغك قبل شغلك، وحياتك قبل موتك
> (رواه الحاكم وصححه الألباني)
“Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara: mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu.”
(HR. Al-Hakim, dishahihkan oleh Al-Albani)
Imam Khalil bin Ahmad Al-Farahidi berkata:
> أبغضُ الساعات إليّ: ساعة الأكل، لأنها تقطعني عن ذِكر الله.
Waktu yang paling tidak aku sukai adalah saat aku makan, karena saat itu aku terputus dari zikir kepada Allah.
Dan salah seorang salaf mengatakan:
> ساعة الغفلة أشدّ من الموت، لأن الموت يقطعك عن الدنيا، أما الغفلة فتقطعك عن الآخرة.
”Waktu yang dilalaikan itu lebih buruk dari kematian. Karena kematian hanya memutuskanmu dari dunia, sedangkan kelalaian memutuskanmu dari akhirat.”
Wahai kaum Muslimin,
Salah satu tanda matinya hati adalah menyia-nyiakan waktu. Barangsiapa yang menyia-nyiakan waktunya, maka ia termasuk orang mati, meskipun jasadnya masih hidup.
Betapa banyak hari-hari berlalu, padahal Allah membentangkan kesempatan taubat, membuka pintu kembali kepada-Nya, namun kelalaian menghalangi kita dari semua itu.
Saudara-saudaraku,
Kita sekarang berada di bulan yang mulia, yaitu bulan Allah – Al-Muharram. Rasulullah ﷺ bersabda:
> أفضل الصيام بعد رمضان صيام شهر الله المحرّم (رواه مسلم)
”Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa di bulan Allah, Al-Muharram.”(HR. Muslim)
Nabi ﷺ menyebut bulan ini dengan “bulan Allah” sebagai bentuk pemuliaan dan pengagungan terhadapnya.
Di dalam bulan ini terdapat hari yang agung, yaitu hari ‘Asyura (10 Muharram).
Ketika Nabi ﷺ ditanya tentang puasa hari ‘Asyura, beliau bersabda:
> أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله.(رواه مسلم)
”Aku berharap kepada Allah agar puasa hari itu dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu.”(HR. Muslim)
Tatkala Nabi ﷺ diberitahu bahwa orang-orang Yahudi juga mengagungkan hari tersebut dan berpuasa di dalamnya, beliau bersabda:
”Jika aku masih hidup sampai tahun depan, aku akan berpuasa juga pada tanggal sembilan.”(HR. Muslim)
Ini sebagai bentuk menyelisihi orang Yahudi, karena Rasulullah ﷺ suka menyelisihi kebiasaan mereka.
Di riwayatkan juga Nabi ﷺ berpuasa pada hari tersebut karena ketika beliau tiba di Madinah, beliau mendapati orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura. Beliau pun bertanya:
“Hari apa ini?”
Mereka menjawab: “Ini adalah hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya, dan menenggelamkan Fir’aun dan pengikutnya. Maka Musa berpuasa sebagai bentuk syukur kepada Allah, dan kami pun berpuasa.”
Maka Nabi ﷺ bersabda:
“Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.”
Lalu beliau berpuasa dan memerintahkan umatnya untuk berpuasa juga.
Wahai hamba-hamba Allah,
Perhatikanlah hari ini, bagaimana Allah menjadikannya hari kemenangan bagi Nabi Musa عليه السلام dan kehancuran bagi Fir’aun. Allah Ta’ala berfirman:
“Lalu mereka (Fir’aun dan bala tentaranya) mengikuti mereka di waktu pagi. Ketika kedua kelompok saling melihat, para pengikut Musa berkata, ‘Kita akan terkejar!’ Musa berkata, ‘Sekali-kali tidak! Sesungguhnya Tuhanku bersamaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.’ Lalu Kami wahyukan kepada Musa: ‘Pukullah laut itu dengan tongkatmu.’ Maka terbelahlah laut itu, dan setiap belahan seperti gunung yang besar.”(QS. Asy-Syu’ara: 60–63)
Allah juga menceritakan tentang Fir’aun saat ia tenggelam:
“Hingga bila Fir’aun hampir tenggelam, ia berkata: ‘Aku percaya bahwa tidak ada Tuhan selain Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim).’ Maka dikatakan: ‘Sekarang kamu baru beriman, padahal sebelumnya kamu durhaka dan termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan!’ (QS. Yunus: 90–91)
Namun penyesalan Fir’aun tidak bermanfaat sedikit pun baginya.
Para sahabat dahulu berpuasa pada hari ‘Asyura ini dan menyuruh anak-anak mereka juga untuk ikut berpuasa.
Sungguh rahmat Allah atas umat Nabi Muhammad ﷺ begitu luas. Diberi kita hari-hari istimewa, musim-musim pahala, peluang-peluang untuk menghapus dosa dan meningkatkan iman.
Segala puji bagi Allah atas nikmat ini.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang bersyukur dan sukses, serta memanfaatkan waktu dan umur dengan ketaatan kepada-Nya.
Aku memohon kepada Allah – Rabb ‘Arsy yang Agung – agar kita termasuk orang-orang yang mendapatkan petunjuk, taufik, dan rahmat-Nya.
وصلى الله على نبينا محمد، وآله وصحبه أجمعين.
Di susun dari khutbah Syaikh Abdullah Al ahdal حفظه الله
Oleh :
> Al faqiir ila Robbihi
> Abu Abdillah Ridho Handika Al Minangkabawi
> Hari Jum’at: 1 Muharram 1447 H
> Masjid As Sunnah Desa Sayhut-Mahrah-Yaman Selatan