Mari Sejenak Memeriksa Hati, Masihkan Selembut Dulu ?
Ulama Salaf رحمهم الله mengatakan:
”Jika Hati sedikit dosanya maka sangat mudah pemiliknya menangis"
Keras hati adalah hukuman dari Allah yang paling berat dan musibah yang paling besar terhadap apa yang telah diperbuat oleh seorang hamba di dunia.
Berkata Malik Ibnu Diinar رحمه الله :
ما ضرب عبد بعقوبة أعظم من قسوة القلب
"Tidak ada hukuman yang lebih berat bagi seorang hamba dari hati yang keras”
📚 Imam Ahmad : Az zuhd
Berkata juga Hudzaifah Al mar’asy رحمه الله :
ما أصيب أحد بمصيبة أعظم من قساوة قلبه
”Tidak ada musibah yang lebih besar menimpa seseorang dibandingkan dengan kerasnya hati.”
📚Abu Nu’aim : Al Hilyah
Berkata Syaikh Sholeh Sindi :
وتعظم المصيبة حين لا يستشعر قاسي القلب قسوة قلبه ! فالله المستعان
”Dan musibah itu akan semakin dahsyat saat orang yang berhati keras tidak lagi merasa bahwa hatinya telah mengeras. Maka hanya kepada Allah kita memohon pertolongan.”
📚 Sholeh Sindi : Qowaid Fii Fiqhi Alqulub
Lantas apa yang dimaksud dengan kerasnya hati ?
Dijelaskan oleh Syaikh Sholeh Sindi حفظه الله:
هو اليابس الصلب الحجري، الغليظ الجافي، الذي لا يقبل الحق ولا تزكية، ولا تؤثر فيه النصائح، ولا ينتفع بالعلم ، فهو كالأرض الصلبة، لو أصابها كل مطر وبذر كل بذر ما أنبتت شيئا
”Hati yang keras itu ibarat batu yang kaku, kasar, dan kering. Ia tidak menerima kebenaran, tidak bisa disucikan, tidak tersentuh oleh nasihat, dan tidak mendapat manfaat dari ilmu. Ia seperti tanah yang tandus dan keras—sekalipun diguyur hujan dan ditaburi benih, tak akan tumbuh darinya sesuatu pun.”
Maka ketika hati telah mengeras :
“Mata telah kering dari menangis karena takut kepada Allah, anggota tubuh merasa berat dan malas dalam ketaatan, maka hati tersebut menjadi jauh dari Allah”
Berkata Malik Bin Dinar :
أربع من علم الشقاوة: قسوة القلب ، وجمود العين، وطول الأمل، والحرص على الدنيا
Ada empat tanda kecelakaan (kesengsaraan) pada diri seseorang:
1. Kerasnya hati,
2. Mata yang kering dari menangis,
3. Panjang angan-angan, dan
4. Rakus terhadap dunia.”
Sebab-sebab kerasnya hati :
1. Melanggar Janji dengan Allah
فبما نقضهم ميثاقهم لعنهم وجعلنا قلوبهم قاسية (المئدة : ١٣)
”Maka disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, Kami kutuk mereka dan Kami jadikan hati mereka keras.”(al maidah :13)
2. Banyak berbicara dan tertawa
Dalam Hadits Imam At Tirmizi :
عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : لا تكثر الضحك ، فإن كثرة الضحك تميت القلب
Nabi ﷺ bersabda:
”Jangan terlalu banyak tertawa, karena banyak tertawa bisa mematikan hati.”” (HR. At-Tirmidzi)
3. Banyak makan, apalagi makanan tersebut bersumber dari yang Syubhat bahkan Harom.
Berkata Bisyr Bin Al Harits :
خصلتان تقسيان القلب : كثرة الكلام وكثرة الأكل
”Dua perkara yang mengeraskan hati: terlalu banyak berbicara dan terlalu banyak makan.”
Ibnu Qoyyim juga mengatakan :
قسوة القلب من أربعة أشياء إذا جاوزت قدر الحاجة: الأكل والنوم والكلام والمخالطة
”Kerasnya hati disebabkan oleh empat hal jika berlebihan: makan, tidur, bicara, dan bergaul (tanpa tujuan yang benar).”
4. Yang paling besar dari semuanya adalah Dosa
Rasulullah bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ
إِنَّ العَبْدَ إِذَا أَذْنَبَ ذَنْبًا نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِنْ هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ صُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا، حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللهُ: كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ»
📚 Riwayat At-Tirmidzi no. 3334, Ibnu Mājah no. 4244, dan Ahmad. Dinyatakan hasan shahih oleh At-Tirmidzi.
Dari Abu Hurairah radhiyallāhu ‘anhu, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:
“Sesungguhnya jika seorang hamba melakukan satu dosa, maka akan dititikkan satu titik hitam di dalam hatinya. Jika ia meninggalkannya, memohon ampun dan bertaubat, maka hatinya dibersihkan. Namun jika ia kembali (berbuat dosa), maka ditambahkan (titik hitam tersebut), hingga menguasai seluruh hatinya. Itulah ‘ar-rān’ yang disebut oleh Allah: ‘Sekali-kali tidak! Bahkan telah tertutup hati mereka oleh apa yang mereka kerjakan.’” (QS. al-Muṭaffifīn: 14)
Obat bagi semuanya itu adalah :
”Dzikrullah, Membaca Al-Qur’an dan Mentadabburinya, Berbuat baik kepada anak yatim dan orang miskin, dan Mengingat Kematian"
Ctt: InsyaAllah akan di jelaskan dalam lembaran yang berbeda.
Disarikan dari kitab :
قواعد في فقه القلوب، صفحة: ٥٦-٦١
د. صالح بن عبدالعزيز بن عثمان سندي
Oleh :
> Al faqiir ila Robbihi
> Abu Abdillah Ridho Handika Al Minangkabawi
> Sabtu 22 Al Muharrom 1447 H
> Dar Al hadits Sayhut-Mahrah-Yaman