Jakarta, Lensa Islam – Di hadapan H.E. Abdulla Salem AlDhaheri, Duta Besar UEA untuk Republik Indonesia, Republik Demokratik Timor-Leste dan ASEAN, Zayed Award for Human Fraternity dan Kedutaan Besar UEA di Jakarta, menyelenggarakan jamuan makan malam tingkat tinggi di Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Acara ini mempertemukan tokoh-tokoh diplomatik, akademisi, agama, dan pemuda terkemuka dari berbagai negara untuk menandai berakhirnya Program Beasiswa Persaudaraan Manusia edisi kedua—yang diselenggarakan oleh lembaga tersebut bekerja sama dengan Berkley Center, Universitas Georgetown.
Acara ini juga diselenggarakan dalam rangka menghormati hubungan yang langgeng antara UEA dan Indonesia sebagai pejuang global persaudaraan manusia, sekaligus mengingatkan bahwa merupakan Indonesia “rumah” bagi dua penerima Penghargaan Zayed: Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Acara ini diselenggarakan atas kerja sama dengan Berkley Center for Religion, Peace, and World Affairs, Universitas Georgetown, penerima Zayed Award 2024, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, serta Muslim Council of Elders– yang mencerminkan komitmen bersama untuk memajukan dialog, koeksistensi, dan persaudaraan manusia di seluruh dunia.
Malam itu dihadiri lebih dari 60 tamu kehormatan, termasuk para menteri, duta besar, tokoh akademis, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pemuda dari seluruh Asia Tenggara dan sekitarnya. Hadir dalam acara ini H.E. Ma’ruf Amin, mantan Wakil Presiden Indonesia; Menteri Agama H.E. Nasaruddin Umar; dan H.E. Prof. Dr. Quraish Shihab, anggota Muslim Council of Elders– beserta perwakilan dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, diplomat senior, dan para penerima Human Fraternity Fellows 2025.
Dalam sambutannya, Duta Besar AlDhaheri menyampaikan salam dari H.E. Mohamed Abdelsalam, Sekretaris Jenderal Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Manusia, dan menegaskan kembali komitmen UEA yang mendalam dan telah lama terjalin terhadap nilai-nilai koeksistensi, toleransi, dan persaudaraan manusia.
“UEA selalu, dan akan tetap, menjadi negeri yang menjaga koeksistensi dan toleransi. Kami bangga menjadi tempat lahirnya Dokumen Persaudaraan Manusia, yang terus menginspirasi dialog dan kerja sama lintas budaya dan agama. Jakarta, dengan semangat keberagaman dan persatuannya, adalah tempat yang ideal untuk merayakan visi bersama kita untuk dunia yang lebih damai dan penuh kasih sayang,” ujarnya.
Sementara itu, H.E. Abdelsalam dalam pesan tertulisnya, menekankan pentingnya acara ini, memuji kepemimpinan Indonesia dalam mempromosikan dialog dan saling menghormati.
“Acara ini bukan hanya perayaan atas pencapaian kerja sama ini, tetapi juga penghormatan atas peran Indonesia sebagai model global untuk koeksistensi. Ini merupakan kesempatan untuk menghormati sesama, mempererat kemitraan, dan memperkuat upaya kolektif kita untuk memajukan nilai-nilai persaudaraan manusia di seluruh dunia,” ujarnya.
Human Fraternity adalah inisiatif bersama antara Zayed Award for Human Fraternity dan Berkley Center for Religion, Peace, and World Affairs, Universitas Georgetown.
Program ini mempertemukan mahasiswa berprestasi dari seluruh dunia untuk berdialog dan berkolaborasi lintas budaya dan agama, membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan untuk memimpin inisiatif yang mendorong pemahaman, kerja sama, dan perdamaian di komunitas mereka