Lensaislam.com : Jenderal TNI (Purn) Wiranto menanggapi pernyataan calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo yang menilai dirinya, Agum Gumelar, dan Luhut Binsar Panjaitan sebagai jenderal mencla-mencle.
"Apa dosa saya kok dikatakan mencla-mencle, ini ada capres yang bolak-balik menjelekkan lawannya, macam-macam yang dikatakan," ujarnya saat Konsolidasi Serikat Mantan Aparatur Perangkat Desa (Semar Desa) Jawa Tengah di Wujil Resort and Conventions, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/2/2024).
Wiranto mengatakan, kalau dirinya membalas pernyataan tersebut maka akan tercipta situasi panas.
"Istilahnya, tentara kok diajak perang, darah saya mendidih. Tapi saya sudah terjun di pertempuran, di politik saya mendampingi presiden dalam lima periode. Orientasi saya bekerja dengan baik, orientasi tugas yang diberikan, bukan menjelekkan orang," kata Wiranto.
"Dikatakan dulu saya tidak mendukung, bahkan menyampaikan pernyataan negatif. Tapi sekarang memuji dan mendukung, itu dianggap mencla-mencle," lanjutnya.
Menurut Wiranto, pernyataan tersebut menunjukkan Ganjar tak paham politik.
"Politik itu dinamis, penuh ketidakpastian, dan sulit diterka. Pada 2014 dan periode selanjutnya, Wiranto mendukung Jokowi, karena saat itu membandingkan kebutuhan masyarakat dan pergaulan internasional, Jokowi yang terbaik," tegasnya.
Menurut dia, dukungan pada Prabowo adalah pilihan politiknya. "Kemudian pada 2024, Prabowo masih menjadi calon dan Jokowi lengser. Prabowo menyatakan siap melanjutkan program Jokowi dengan kemampuan dan pengalamannya, jadi saya pilih Prabowo tentu ini bukan mencla-mencle, tapi pilihan politik, hak saya," ungkap Wiranto.
Wiranto mengungkapkan, dalam dunia politik tidak boleh ada dendam. "Kenapa saya tidak memilih capres itu, karena saya tahu yang bersangkutan itu keminther. Kalau sudah begitu, nanti akhirnya keblinger, saya tidak mau ikut yang begitu," terangnya.
Sebelumnya, Ganjar Pranowo menyebut ada tiga jenderal yang mencla-mencle dalam pemilu. Ketiga jenderal yang dimaksud Ganjar yakni Jenderal (Purn) Wiranto, Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, dan Jenderal (Purn) Agum Gumelar. ***
Indonesian Islamic News Agency (IINA)